Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
FAMILY BUSINESSES

Kutukan Generasi ke-3, Pertarungan Kepemimpinan di Perusahaan Keluarga (7-Habis): Hasil Voting dan Pelajaran Berharga

13
×

Kutukan Generasi ke-3, Pertarungan Kepemimpinan di Perusahaan Keluarga (7-Habis): Hasil Voting dan Pelajaran Berharga

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi family business story. (Foto: AI/Gemini)
toplegal

KETUA rapat memulai proses voting. Satu per satu pemegang saham menyatakan pilihannya.

Suasana begitu tegang hingga suara gesekan kursi pun terdengar jelas.

TOP LEGAL PRO

Ketika giliran Beryl tiba, dia menatapku lama.

“Saya setuju dengan proposal Brina,” ucapnya, akhirnya. Itu suara kunci yang kutunggu.

Hasil akhir voting pun diumumkan. 53% setuju, 47% menolak.

Hasil yang tipis. Sangat tipis. Tapi, cukup untuk membuat proposal digitalisasi dariku disahkan.

Bram pun langsung berdiri. “Ini belum berakhir. Kita lihat saja nanti hasilnya,” katanya dengan nada menantang.

Broto menatapku tajam, tapi kali ini tak berkata apa-apa.

Aku tahu, baginya keputusan ini adalah pukulan terhadap otoritasnya yang selama ini tak tertulis tapi begitu kuat.

Baca Juga:  Keserakahan Kakak Hancurkan Bisnis Keluarga 30 Tahun (1): Warisan yang Memecah Keluarga

Keputusan RUPS ini berarti rencana digitalisasi bisa langsung dieksekusi.

Sesuai UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, hasil voting di RUPS yang sah wajib dijalankan oleh direksi.

Artinya, sekalipun ada pihak yang tidak setuju, mereka terikat oleh keputusan mayoritas.

Ini juga menjadi contoh bahwa dalam perusahaan keluarga, profesionalisme harus diutamakan.

Founder yang sudah tidak tercatat dalam struktur resmi tidak lagi memiliki hak suara formal. Meskipun secara budaya dan emosional, pengaruhnya masih terasa.

Aku belajar satu hal penting. Kepercayaan dalam perusahaan keluarga tidak datang hanya dari garis keturunan, tapi dari rekam jejak, data, dan keberanian mengambil keputusan sulit.

Kutukan generasi ke-3 mungkin nyata bagi banyak bisnis keluarga, tapi bukan berarti tak bisa dipatahkan.

Baca Juga:  Keserakahan Kakak Hancurkan Bisnis Keluarga 30 Tahun (6): Rahasia Masa Lalu yang Terbongkar

Malam itu, aku menatap kantor pusat Brajantara Group dari luar.

Lampu-lampunya menyala, menandakan aktivitas masih terus berjalan.

Aku tersenyum tipis.

“Perjuangan belum selesai, tapi setidaknya hari ini aku menang.”

(Habis)

TEMANISHA.COM