Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
EDUTECH

Kamus Cambridge Kini Dibanjiri Istilah TikTok!

8
×

Kamus Cambridge Kini Dibanjiri Istilah TikTok!

Sebarkan artikel ini
toplegal

TOPMEDIA – Kamus Cambridge secara resmi telah menambahkan sejumlah frasa populer dari platform media sosial TikTok, menandai perubahan signifikan dalam evolusi bahasa Inggris modern. Fenomena ini menunjukkan seberapa besar pengaruh budaya internet dalam membentuk cara kita berkomunikasi sehari-hari.

Menurut Colin McIntosh, manajer program leksikal di Kamus Cambridge, dampak dari budaya digital ini sangat menarik untuk dicatat. “Budaya internet secara fundamental mengubah bahasa Inggris, dan dampak ini sangat penting untuk kita amati serta abadikan dalam kamus,” ujar McIntosh pada Senin, 18 Agustus 2025 seperti dikutip suara.com.

TOP LEGAL PRO

Salah satu kata yang paling menonjol adalah “skibidi”. Kata ini kini secara resmi terdaftar dalam kamus, didefinisikan sebagai istilah yang maknanya bisa sangat beragam—terkadang berarti ‘keren’ atau ‘bagus’, namun bisa juga digunakan untuk makna sebaliknya yaitu ‘buruk’ atau ‘jelek’.

Baca Juga:  Ancaman ChatGPT sebagai Hutang Kognitif, Benarkah?

Perdebatan Antargenerasi: Normalisasi Bahasa Internet

Namun, masuknya istilah-istilah ini ke dalam kamus memicu perdebatan, terutama di kalangan generasi yang lebih tua atau mereka yang tidak aktif menggunakan TikTok. Normalisasi kata-kata seperti ini dinilai tidak sepenuhnya positif.

Lee Escobedo, seorang penulis dan seniman asal AS, memberikan pandangannya tentang fenomena ini. “Otak ‘skibidi merangkum generasi yang fasih dalam ironi, tetapi sekaligus haus akan makna. Media yang hiper-kaotik semacam ini berfungsi sebagai hiburan sekaligus pandangan dunia yang ambien bagi para pemuda yang dibesarkan secara daring,” kata Escobedo. “Pikiran mereka menormalkan lelucon sebagai sebuah ekspresi.”

Penambahan istilah-istilah baru ini tidak hanya mencerminkan dinamika bahasa yang terus bergerak, tetapi juga menjadi bukti bahwa internet, khususnya TikTok, kini menjadi salah satu sumber utama inovasi linguistik yang memicu kesenjangan pemahaman antara generasi.
(*)

TEMANISHA.COM