TOPMEDIA – Selama ini minyak jelantah atau minyak goreng bekas pakai, telah menjadi salah satu sumber pencemaran lingkungan yang signifikan di Indonesia.
Meski sering dianggap limbah rumah tangga biasa, dampaknya terhadap ekosistem sangat serius jika tidak dikelola dengan benar.
Oleh sebab itu, PT Pertamina Patra Niaga menambah 25 titik pengumpulan minyak jelantah atau ucollect box di berbagai kota untuk memudahkan masyarakat menyetor limbah rumah tangga tersebut dan mendapat saldo rupiah.
“Memperingati HUT ke-80 RI, Pertamina Patra Niaga bersama PT Noovoleum Indonesia Investama menambah 25 titik ucollect box di berbagai kota untuk memudahkan masyarakat menyetor minyak jelantah dan langsung mendapat saldo rupiah,” kata Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth Marchelino Verieza dalam keterangannya di Jakarta, Senin (18/8).
Titik ucollect box ini tersebar di 17 saluran distribusi, yakni SPBU dan agen/pangkalan LPG serta 8 lokasi strategis lainnya, sehingga masyarakat menjadi bagian dari gerakan ramah lingkungan.
“Melalui program ini, kami ingin mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan dengan cara yang sederhana tapi bermanfaat. Setiap liter jelantah yang disetorkan tidak hanya membantu mengurangi pencemaran, tetapi juga membentuk sirkular ekonomi dengan memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat yang ikut serta,” ujar Roberth.
Kini, total ada 35 titik ucollect box yang tersebar di berbagai wilayah strategis, mulai dari Jakarta, Tangerang, Tangerang Selatan, Depok, Bandung, Semarang, Surabaya, Gresik, Bali, hingga Palembang.
Dampak Pencemaran Minyak Jelantah terhadap Lingkungan
1. Pencemaran Air dan Tanah
Minyak jelantah yang dibuang ke saluran air dapat menyumbat pipa dan mencemari air tanah. Minyak ini sulit terurai dan dapat mengganggu ekosistem perairan, menyebabkan kematian ikan dan penurunan kualitas air.
2. Penyumbatan Infrastruktur
Campuran minyak dan tanah di saluran drainase dapat menyebabkan banjir, seperti yang terjadi di Jakarta pada 2019.
3. Emisi Gas Rumah Kaca
Minyak jelantah yang dibakar menghasilkan karbon dan senyawa berbahaya yang berkontribusi terhadap polusi udara dan perubahan iklim.
4. Risiko Kesehatan
Minyak bekas mengandung senyawa karsinogenik dan lemak trans yang berbahaya jika digunakan berulang kali atau mencemari lingkungan sekitar.
Minyak jelantah bukan hanya limbah, tetapi juga ancaman nyata bagi lingkungan jika dibuang sembarangan. Pencemaran air, tanah, dan udara serta kerusakan infrastruktur menjadi dampak langsung dari pengelolaan yang buruk.
Namun, dengan edukasi dan program pengumpulan seperti UCollect, masyarakat dapat berkontribusi dalam menjaga lingkungan sekaligus memperoleh manfaat ekonomi. Gerakan kecil seperti menyetor minyak jelantah bisa berdampak besar bila dilakukan bersama-sama. (*)