TOPMEDIA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memastikan akan membangun ulang Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Jalan Tunjungan.
Pembangunan ini sepenuhnya didanai oleh investor tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Surabaya.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengatakan JPO lama yang dibangun pada 1987 sudah tidak layak digunakan dan berpotensi membahayakan keselamatan warga.
Karena itu, jembatan tersebut dibongkar untuk diganti dengan struktur baru yang lebih aman dan modern.
“Kalau dibiarkan, risikonya roboh dan membahayakan. Jadi harus diperbaiki dan dibangun sesuai kondisi sekarang,” ujar Eri, Selasa (12/8/2025).
Menurut Eri, kerja sama dengan investor ini memungkinkan pihak penyandang dana memanfaatkan JPO untuk pemasangan reklame sebagai bentuk pengembalian modal.
“Yang membangun adalah investor, anggarannya dari mereka. Sebagai imbal balik, mereka bisa memanfaatkan jembatan untuk reklame,” jelasnya.
Ia menegaskan, pola pembiayaan seperti ini bukan hal baru di Surabaya.
Beberapa proyek infrastruktur sebelumnya, seperti pembangunan Taman Harmoni dan revitalisasi di Jalan Diponegoro serta Jalan Basuki Rachmat, juga melibatkan pihak swasta sebagai investor.
Meski didanai pihak ketiga, Eri meminta desain JPO Tunjungan tetap memperhatikan estetika dan selaras dengan lingkungan sekitar.
“Bentuknya harus terbuka dan terhubung dengan tata ruang kota. Silakan koordinasi dengan Dinas Cipta Karya untuk desain jembatannya,” tambahnya.
Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Surabaya, Wiwiek Widayati, mengungkapkan hasil kajian tim independen menunjukkan kondisi JPO lama sudah rapuh sehingga harus segera dibongkar.
“Struktur jembatan lama memang sudah banyak yang lemah. Untuk keamanan, pembongkaran dan pembangunan ulang harus dilakukan segera,” ujar Wiwiek.
Pembangunan JPO baru ini ditargetkan selesai pada Desember 2025 dan mulai digunakan masyarakat awal 2026.
Fungsi utamanya tetap sebagai jalur penyeberangan dari Mal Pelayanan Publik (MPP) Siola menuju Jalan Tanjung Anom. Namun, desain baru akan dibuat lebih menarik, terbuka, dan berpotensi menjadi spot foto ikonik di kawasan Tunjungan.
Wiwiek memastikan proses pembangunan tidak akan mengganggu aktivitas warga. Penyesuaian waktu pengerjaan telah dirancang agar kegiatan sehari-hari masyarakat tetap berjalan normal.
“Kami pastikan pembangunan dilakukan dengan penyesuaian waktu sehingga tidak mengganggu aktivitas warga,” tutupnya.