Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
FAMILY BUSINESSES

Keserakahan Kakak Hancurkan Bisnis Keluarga 30 Tahun (7): Rahasia Keluarga yang Terbuka ke Publik

29
×

Keserakahan Kakak Hancurkan Bisnis Keluarga 30 Tahun (7): Rahasia Keluarga yang Terbuka ke Publik

Sebarkan artikel ini
toplegal

HARI itu aku, Brina, datang ke kantor dengan langkah berat. Rasanya seperti berjalan di atas ranjau.

Bram sudah tidak muncul beberapa hari, tapi kabarnya ia sedang menyiapkan “pukulan pamungkas”.

TOP LEGAL PRO

Sekitar pukul sepuluh pagi, Reno menelepon panik.

“Brin, buka berita online sekarang!”

Tanganku gemetar saat membuka ponsel. Di layar terpampang headline besar:

“Skandal Utang dan Perebutan Warisan: Bisnis Keluarga Bramantarana di Ambang Kehancuran!”

Foto yang terpampang jelas adalah foto keluarga kami, lengkap dengan detail utang lama yang selama ini kami sembunyikan.

Bahkan disebutkan bahwa aku dan Bram berseteru di pengadilan memperebutkan kendali perusahaan.

Darahku terasa dingin. “Ini… pasti ulah Mas Bram,” bisikku.

Baca Juga:  Keserakahan Kakak Hancurkan Bisnis Keluarga 30 Tahun (2): Rapat Keluarga yang Memanas

Tak lama kemudian, telepon kantor berdering tanpa henti. Investor, supplier, dan bahkan media berebut meminta klarifikasi. Reputasi yang dibangun 30 tahun runtuh dalam semalam.

Sore itu, aku menerima pesan dari Bram:

“Sekarang semua orang tahu siapa yang harusnya berkuasa. Kalau kamu nggak mau bisnis ini hancur total, serahkan kendali ke aku.”

Hatiku panas. Ini bukan hanya keserakahan, ini sudah teror.

Aku menemui Ayah dan Ibu, menunjukkan berita itu.

Ayah jatuh terduduk di sofa, wajahnya pucat.

“Bram benar-benar nekat… dia tidak peduli lagi pada keluarga ini,” ucapnya lirih.

Ibu menangis.

“Dulu kami pikir anak laki-laki harus jadi pemimpin bisnis ini. Tapi lihatlah, dia hampir membunuh kita semua…”

Baca Juga:  Keserakahan Kakak Hancurkan Bisnis Keluarga 30 Tahun (6): Rahasia Masa Lalu yang Terbongkar

Di tengah kekacauan ini, para karyawan mulai resah. Beberapa bahkan mendatangi ruanganku.

“Bu Brina, apa betul perusahaan kita bermasalah besar? Apa kami harus cari kerja lain?”

Aku menelan ludah, mencoba tegar.

“Dengar saya baik-baik. Perusahaan ini masih berdiri. Masalah keluarga tidak akan menghentikan kita bekerja. Aku janji, kebenaran akan muncul.”

Ucapan itu membuat mataku berkaca-kaca, tapi aku tahu kepercayaan karyawan harus tetap dijaga jika ingin menyelamatkan perusahaan.

Malam itu, Reno menghubungiku lagi.

“Brin, ini bisa jadi bumerang buat Bram. Kita sudah punya bukti kuat soal aset yang ia ambil dari perusahaan. Skandal ini justru mempercepat langkah kita untuk mengajukan gugatan pidana. Tapi kamu harus siap…”

Baca Juga:  Keserakahan Kakak Hancurkan Bisnis Keluarga 30 Tahun (3): Bukti yang Membuka Topeng

“Siap untuk apa?” tanyaku pelan.

“Untuk kemungkinan Bram benar-benar jatuh. Bukan cuma dari bisnis, tapi juga dari keluarga.”

Aku terdiam lama. Seumur hidup, aku tidak pernah membayangkan akan menghancurkan kakakku sendiri.

Tapi setelah semua yang dia lakukan, mungkin inilah satu-satunya cara menyelamatkan warisan keluarga.

Di luar jendela, kota tampak gemerlap tapi terasa dingin.

Besok, aku akan memulai langkah terakhir.

Perang ini akan segera menemukan pemenangnya, dan aku hanya berharap tidak kehilangan seluruh keluargaku di akhir pertarungan ini.

(Bersambung)

TEMANISHA.COM