Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
INTERNATIONAL

Ingin Kalahkan Rusia dan China, AS Percepat Pembangunan Reaktor Nuklir di Bulan

25
×

Ingin Kalahkan Rusia dan China, AS Percepat Pembangunan Reaktor Nuklir di Bulan

Sebarkan artikel ini
ilust.
toplegal

TOPMEDIA – Amerika Serikat sedang meningkatkan upaya untuk membangun reaktor nuklir di Bulan, sebuah langkah strategis yang bertujuan mengungguli rival utamanya, Rusia dan China. Menurut laporan dari Politico, para pejabat di NASA telah diperintahkan untuk mempercepat pengembangan teknologi ini, yang dianggap krusial untuk eksplorasi luar angkasa.

Arahan ini datang langsung dari Penjabat Administrator NASA, Sean Duffy. Dalam memo internal yang beredar, Duffy menyerukan pembangunan reaktor fisi berkekuatan 100 kilowatt yang mampu beroperasi di permukaan Bulan paling lambat tahun 2030. Target ambisius ini mencerminkan urgensi yang dirasakan Washington untuk kembali mendominasi ruang angkasa, seperti yang mereka lakukan saat mendaratkan misi berawak di Bulan pada tahun 1969. “Ini adalah tentang memenangkan perlombaan antariksa kedua,” ungkap seorang pejabat senior NASA kepada media.

TOP LEGAL PRO

Pentingnya Nuklir dibawa ke Bulan

Baca Juga:  Cristiano Ronaldo Resmi Bertunangan dengan Georgina Rodriguez setelah 8 Tahun Menjalin Hubungan

Pengerahan reaktor nuklir di Bulan dipandang sebagai terobosan kunci yang akan memungkinkan eksplorasi jangka panjang di luar angkasa. Sumber daya energi yang stabil dan kuat diperlukan untuk mendukung basis-basis permanen, menopang kehidupan para astronot, dan menyediakan tenaga untuk alat-alat ilmiah serta produksi oksigen dan air. Mengandalkan panel surya di Bulan memiliki keterbatasan, terutama selama dua minggu malam Bulan yang panjang, di mana suhu bisa anjlok drastis dan tidak ada sinar Matahari. Dengan tenaga nuklir, misi di Bulan dapat beroperasi tanpa henti, membuka jalan bagi eksplorasi yang lebih mendalam dan ambisius.

Dokumen internal yang dikutip Politico juga menggarisbawahi pentingnya kecepatan. Memo tersebut memperingatkan bahwa jika negara lain berhasil menempatkan reaktor di Bulan terlebih dahulu, mereka bisa “mendeklarasikan zona terlarang yang secara signifikan akan menghambat Amerika Serikat.” Pernyataan ini menunjukkan bahwa perlombaan ini bukan hanya tentang kemajuan teknologi, tetapi juga tentang pengamanan kepentingan strategis dan keamanan nasional di luar angkasa.

Baca Juga:  Kontroversi Kim Keon-hee: Mantan Ibu Negara Korsel Pertama Tersangka Korupsi dan Pengaruh Politik

Percepatan rencana AS ini terjadi di tengah persaingan ketat dengan negara-negara lain yang juga memiliki ambisi luar angkasa. Rusia, misalnya, sedang mengembangkan reaktor berbasis ruang angkasa miliknya sendiri, yang dirancang untuk kapal tunda ruang angkasa bertenaga nuklir bernama Zeus. Proyek ini, yang sebelumnya dikenal sebagai Modul Transportasi dan Energi, bertujuan untuk memungkinkan perjalanan luar angkasa jarak jauh dengan tenaga nuklir. Sementara itu, China juga telah membuat kemajuan signifikan dalam program luar angkasanya, termasuk pembangunan stasiun ruang angkasa Tiangong dan misi-misi eksplorasi Bulan yang sukses.

Dengan persaingan yang semakin memanas, pembangunan reaktor nuklir di Bulan bukan lagi sekadar mimpi ilmiah, melainkan bagian dari agenda geopolitik yang lebih besar. Bagi Washington, keberhasilan menempatkan reaktor ini di tahun 2030 bukan hanya akan menjadi pencapaian teknologi, tetapi juga penegasan kembali dominasi mereka di panggung global. *Ay

TEMANISHA.COM