TOPMEDIA – Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) untuk Indonesia, Abdulla Salem Al Dhaheri, menyebut bahwa UEA siap mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk daerah yang terdampak bencana Sumatera.
Namun, UEA menunggu keputusan dan permintaan dari pemerintah Indonesia untuk menggelontor bantuan kemanusiaan tersebut.
“Kami akan selalu mendukung permintaan Indonesia, asalkan mereka menyatakan ‘ya, Indonesia terbuka untuk upaya internasional’, kami akan menjadi yang pertama menanggapi,” kata Dubes Al Dhaheri di Jakarta, Sabtu (6/12/2025).
UEA saat ini memahami situasi bencana ini belum ditetapkan sebagai keadaan darurat nasional. Dikatakan Al Dhaheri, pihaknya telah menerima telepon dari kabinet yang meminta untuk berkonsultasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI terkait pengiriman bantuan kemanusiaan tersebut.
Tiga Provinsi terdampak dikatakan oleh Al Dhaheri, UEA memiliki hubungan yang baik dengan pemerintah provinsi-provinsi tersebut.
Dia mengatakan bahwa pihak UEA juga akan berkonsultasi dengan pemerintah provinsi terkait pengiriman bantuan kemanusiaan.
Di hari yang sama, Menteri Luar Negeri RI Sugiono mengatakan bahwa Indonesia masih dapat melakukan penanganan bencana itu.
Dengan begitu, bantuan negara-negara sahabat masih belum sangat dibutuhkan katanya.
Meskipun begitu, Sugiono tetap mengucapkan terima kasih atas tawaran bantuan dari negara-negara sahabat, mengatakan bahwa tawaran tersebut mencerminkan kepedulian mereka terhadap situasi di Indonesia.
Hari Rabu (3/12), Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi juga menyatakan bahwa Indonesia masih sanggup untuk mengatasi bencana di Sumatera dan masih memiliki stok pangan yang cukup bagi para korban bencana.
Untuk diketahui, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperbarui data korban bencana yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Data terbaru BNPB mencatat saat ini ada 914 orang meninggal akibat bencana yang terjadi di tiga provinsi tersebut.
“Jumlah korban meninggal secara total 914 jiwa. Jadi bertambah 47 jiwa dari posisi kemarin di 867 jiwa,” kata Kapusdatin BNPB, Abdul Muhari, saat jumpa pers, Sabtu (6/12). (*)



















