Scroll untuk baca artikel
TOP Legal Open House
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
EDUTECH

Kenapa RAM Komputer Mendadak Langka di Penghujung 2025? Benarkah karena Ulah Scalper?

×

Kenapa RAM Komputer Mendadak Langka di Penghujung 2025? Benarkah karena Ulah Scalper?

Sebarkan artikel ini
toplegal

TOPMEDIA – Kalian pasti merasakan kan, betapa frustrasinya saat mau upgrade PC gaming atau laptop buat editing video, tapi harga RAM mendadak melonjak tinggi dan stoknya sulit dicari? Fenomena kelangkaan Random Access Memory (RAM) menjelang akhir tahun 2025 ini memang membuat gamer dan content creator di seluruh dunia pusing tujuh keliling. Pertanyaannya, apa sih yang sebenarnya terjadi? Apakah ini murni karena masalah rantai pasok global yang tak kunjung usai, atau jangan-jangan ada tangan-tangan iseng dari para scalper yang ikut memperkeruh suasana?, Berikut adalah lima alasan utama yang diduga kuat menjadi pemicu kelangkaan RAM di pasar global pada akhir tahun ini, lengkap dengan analisis mengenai peran para scalper dalam kekacauan harga:

1. Lonjakan Permintaan Data Center dan AI
Faktor terbesar yang mendorong kelangkaan RAM adalah peningkatan kebutuhan dari sektor korporat, khususnya Data Center dan Artificial Intelligence (AI). Akhir tahun 2025 menjadi era di mana investasi besar-besaran dilakukan untuk pengembangan model AI generatif yang membutuhkan daya komputasi dan memori super besar.

HALAL BERKAH

Para raksasa teknologi berbondong-bondong memesan chip memori terutama DDR5 kapasitas tinggi dalam jumlah masif untuk server mereka. Permintaan gila-gilaan dari sektor enterprise ini secara otomatis menggeser alokasi produksi chip, sehingga jatah RAM untuk konsumen (ritel) menjadi sangat terbatas dan sulit ditemukan di pasaran biasa.

Baca Juga:  5 Bug Windows 11 yang Paling Sering Bikin Pengguna Frustrasi

2. Transisi Produksi ke Standar DDR5 yang Rumit
Saat ini, industri chip sedang berada di tengah transisi wajib dari standar lama (DDR4) menuju DDR5. Produksi chip DDR5 jauh lebih kompleks dan membutuhkan proses manufaktur yang lebih ketat.

Banyak pabrik semikonduktor kesulitan untuk meningkatkan hasil produksi (yield rate) DDR5 dengan cepat. Keterbatasan teknis dalam proses transisi ini membuat suplai RAM jenis terbaru tidak bisa memenuhi permintaan pasar yang sangat tinggi. Hal ini kemudian merembet ke kelangkaan DDR4 karena banyak pabrikan mulai mengalihkan fokus dan lini produksinya.

3. Stabilitas Harga Kontrak Jangka Panjang Pabrikan
Tidak seperti pasar GPU atau SSD yang sangat fluktuatif, harga RAM diatur oleh kontrak jangka panjang antara pabrikan chip besar (seperti Samsung, SK Hynix, dan Micron) dengan perusahaan OEM (Original Equipment Manufacturer) dan Data Center.

Baca Juga:  Jangan Lakukan 5 hal ini ini Agar Laptop Kamu Awet

Pabrikan cenderung memprioritaskan kontrak-kontrak besar ini untuk menjamin stabilitas pendapatan mereka, bahkan ketika permintaan ritel sedang tinggi. Akibatnya, jatah RAM yang dialirkan ke distributor dan toko-toko kecil (ritel) menjadi sangat sedikit, menyebabkan stok cepat habis dan memicu panic buying di kalangan konsumen.

4. Isu Geopolitik dan Keterbatasan Bahan Baku
Meskipun sudah sedikit mereda, masalah rantai pasok global dan geopolitik masih memengaruhi industri semikonduktor. Produksi chip RAM sangat bergantung pada bahan baku kimia tertentu dan proses perakitan yang terpusat di beberapa kawasan.

Ketidakpastian regulasi dan hambatan logistik di beberapa negara produsen utama membuat pengiriman dan ketersediaan bahan baku terganggu. Hal ini secara langsung memperlambat kecepatan produksi total pabrik, yang pada akhirnya berdampak pada kelangkaan barang di pasaran akhir.

Baca Juga:  Pemkot Surabaya Gelar Bimtek untuk Tingkatkan Layanan Informasi Publik

Apakah Ini Ulah Scalper?

Nah, ini nih yang paling sering jadi trending topic. Peran scalper dalam kelangkaan RAM memang ada, tapi tidak menjadi penyebab utama. Kelangkaan yang terjadi murni didorong oleh permintaan enterprise yang ekstrem (AI) dan masalah produksi DDR5.

Scalper memanfaatkan situasi kelangkaan yang sudah ada. Ketika stok ritel datang dalam jumlah kecil dan cepat habis, scalper langsung memborongnya untuk dijual kembali dengan harga berkali-kali lipat (mark up). Mereka adalah parasit yang memperparah kondisi pasar yang sudah pincang, membuat harga semakin tidak masuk akal bagi konsumen biasa.

Jadi, guys, kelangkaan RAM di akhir tahun 2025 adalah badai sempurna yang disebabkan oleh perpaduan antara investasi besar-besaran AI, kompleksitas teknologi DDR5, dan prioritas kontrak pabrikan. Scalper memang memperkeruh suasana, tetapi akar masalahnya jauh lebih dalam dan bersifat struktural di industri semikonduktor.

(Respatih)

TEMANISHA.COM