TOPMEDIA – Tiap tanggal 1 Desember diperingati sebagai hari AIDS sedunia, untuk itu perlu sedikit relfleksi tentang pentingnya menjaga kesehatan tubuh.
Ada sejumlah fakta menarik tentang HIV yang kerap terlewat dari perhatian publik. Para ahli menyebutkan bahwa penyebaran HIV tidak hanya terjadi di kota besar, tetapi juga ditemukan di wilayah-wilayah terpencil.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Jika tidak segera ditangani, infeksi ini berisiko berkembang menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).
Laporan Prevention pada 28 November 2025 mencatat, risiko penularan HIV saat ini jauh lebih rendah dibandingkan 20 tahun lalu.
Hal ini terjadi karena meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pencegahan serta kemajuan teknologi pengobatan.
Meski begitu, masih banyak mitos soal HIV yang beredar. Padahal, siapa pun bisa terinfeksi tanpa memandang usia, lokasi, maupun orientasi seksual. Karena itu, pemahaman yang benar menjadi kunci utama untuk mencegah penularan.
1. Pasien HIV Bisa Tetap Menjalani Kehidupan Seksual
Jonathan Applebaum, mantan Ketua American Association of HIV Medicine, menjelaskan bahwa orang yang positif HIV tetap bisa berhubungan seksual dengan pasangannya.
Syaratnya, mereka menjalani terapi antiretroviral (ARV) hingga virus dalam tubuh berada pada level yang sangat rendah sehingga tidak terdeteksi dan tidak menular.
Selain ARV, ada juga obat pencegah bernama PrEP (profilaksis pra pajanan) yang dapat menghambat siklus virus dan mengurangi risiko infeksi.
Dokter penyakit menular dari UCLA Care Center, Paul Adamson, juga menambahkan bahwa penggunaan kondom merupakan salah satu cara paling efektif untuk mencegah penularan HIV.
2. Penularan Tidak Terbatas pada Pasangan Sesama Jenis
Applebaum menyebutkan, meski mayoritas kasus berasal dari hubungan sesama jenis, sepertiga penularan juga terjadi melalui hubungan heteroseksual dan penggunaan jarum suntik narkoba.
Fakta lain yang perlu diperhatikan adalah tingginya angka infeksi pada kelompok usia 50 tahun ke atas. Sekitar 10 persen kasus HIV terjadi pada kelompok ini setiap tahun, menunjukkan bahwa edukasi belum menjangkau mereka secara optimal.
Menurut Adamson, risiko penularan lebih dipengaruhi oleh pola jaringan seksual seseorang, bukan hanya orientasi atau usia.
Karena itu, pemeriksaan kesehatan dan kesadaran untuk melakukan pencegahan harus dilakukan oleh semua kelompok masyarakat.
3. HIV Juga Menyebar di Daerah Terpencil
Adamson mengingatkan bahwa penyebaran HIV tidak hanya terjadi di pusat-pusat populasi besar. Beberapa daerah terpencil juga memiliki kasus HIV karena kurangnya edukasi soal kesehatan seksual dan terbatasnya akses terhadap fasilitas medis.
Banyak masyarakat di wilayah tersebut masih memiliki pemahaman yang keliru tentang HIV. Akses layanan kesehatan yang sulit dan minimnya informasi menjadi faktor utama yang memperparah situasi.
4. Pengobatan Modern Membantu Pasien Tetap Sehat
Meski HIV menjadi salah satu penyebab kematian yang cukup tinggi, teknologi medis saat ini memungkinkan pasien tetap hidup sehat dengan pengobatan yang tepat. Salah satunya adalah terapi antiretroviral (ART).
Adamson menegaskan beberapa hal penting untuk pasien yang baru didiagnosis:
-
Obat ARV kini memiliki efek samping yang lebih ringan.
-
Virus dapat dikontrol dengan baik melalui pengobatan.
-
Pasien masih bisa menjalani hidup yang normal.
Deteksi dini dan terapi yang tepat sangat membantu mencegah kondisi berkembang menjadi AIDS. Bila infeksi sudah berada pada tahap berat, proses pemulihan akan memakan waktu lebih lama. (*)



















