Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
ENTREPRENEURSHIP

8 Sektor Usaha yang Tahan di Berbagai Kondisi: Peluang Emas di Tengah Ketidakpastian

47
×

8 Sektor Usaha yang Tahan di Berbagai Kondisi: Peluang Emas di Tengah Ketidakpastian

Sebarkan artikel ini
Sektor usaha makanan dan minuman menjadi salah satu sektor yang paling stabil dan tahan di berbagai kondisi. (Foto: Instagram/@locaahands_)
toplegal

TOPMEDIA – Dalam kondisi ekonomi yang fluktuatif, sejumlah sektor usaha di Indonesia membuktikan ketahanannya saat krisis melanda. Sektor usaha seperti makanan dan minuman menjadi yang paling dominan karena permintaan akan pangan tidak pernah surut.

Selain itu, produk dan layanan digital, kesehatan, serta pendidikan nonformal juga menunjukkan pertumbuhan stabil meski kondisi makro ekonomi menurun.

ROYALTI MUSIK

Di tengah kondisi politik dan keamanan yang sedang tidak baik-baik saja, tentu membuat para pelaku usaha was-was. Oleh karenanya dibutuhkan peran seluruh masyarakat untuk mengembalikan kondusivitas dan menjaga keamanan bersama.

Hal ini juga untuk memastikan agar perekonomian dan sektor usaha tetap berjalan, sehingga ekonomi masyarakat tetap terjaga.

8 Sektor Usaha yang Tahan di Berbagai Kondisi

1. Makanan dan Minuman (Food and Beverage/F&B)
Usaha kuliner seperti warung makan, katering rumahan, dan kedai kopi kekinian selalu mendapat pangsa pasar luas. Permintaan yang stabil dan kemampuan adaptasi melalui platform pesan-antar membuat F&B menjadi sektor paling tangguh saat krisis.

Baca Juga:  UMKM Surabaya Terpukul akibat Aksi Massa, Pemkot Berikan Bantuan Modal dan Tempat Usaha Sementara

2. Bahan Pokok dan Pangan Olahan
Produk seperti beras, minyak goreng, abon, dan frozen food terus dicari konsumen. Pasar ekspor juga terbuka lebar untuk ikan kaleng dan olahan laut, sehingga sektor ini tetap berjalan walau daya beli domestik melemah.

3. Produk Kesehatan dan Herbal
Kesadaran gaya hidup sehat mendorong permintaan jamu modern, suplemen, dan minyak esensial. UMKM yang mampu memperoleh izin BPOM dan mengedepankan branding edukatif menunjukkan pertumbuhan positif sejak pandemi.

4. Pendidikan Nonformal dan Pelatihan
Kursus bahasa, pelatihan vokasi, serta bimbingan belajar online menjadi solusi larutnya kebutuhan upgrade skill di krisis. Permintaan pelatihan daring naik signifikan, menciptakan peluang bagi penyedia konten edukatif dan tutor freelance.

5. Produk dan Layanan Digital
Desain grafis, copywriting, template, dan kursus online mencatatkan pertumbuhan permintaan hingga 25% per tahun. Digitalisasi bisnis memicu permintaan layanan kreatif dan teknis yang bisa dijalankan dari mana saja.

Baca Juga:  Menkeu Sri Mulyani: Perlindungan Sosial 2026 Rp508,2 Triliun Bukti Kehadiran Negara

6. Jasa Kebersihan dan Laundry
Kebersihan menjadi kebutuhan primer di masa pandemi dan pasca-pandemi. Layanan cuci profesional dan disinfeksi rumah tangga tetap stabil, dengan pertumbuhan pelanggan di kota besar mencapai 15% per semester.

7. Jasa Profesional (Desain, Akuntansi, Konsultasi)
Perusahaan dan UMKM membutuhkan jasa profesional untuk merampingkan operasional. Konsultan pajak, akuntan online, dan desainer UI/UX sukses menjaga portofolio klien meski klien besar melakukan efisiensi biaya.

8. Logistik dan Kurir
E-commerce bertumbuh double-digit setiap tahun, mendorong permintaan logistik last-mile. Penyedia layanan pengantaran paket dan cold chain logistics menjadi tumpuan usaha, bahkan di wilayah dengan infrastruktur menantang.

Penelitian IDNtrepreneur (2025) menegaskan bahwa sektor F&B menguasai 35% pangsa pasar UMKM tahan krisis, diikuti sektor kesehatan dan digital masing-masing sebesar 20% dan 18%.

Sementara laporan Accurate (2024) menunjukkan 7 dari 10 sektor bisnis paling stabil berada di industri pangan, layanan, dan digital, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 8–12% saat resesi ekonomi regional2.

Baca Juga:  Pentingnya Menanamkan Jiwa Entrepreneurship Sejak Dini

“Ketahanan sektor F&B dan pangan olahan didorong oleh sifatnya yang esensial, manusia harus makan. Kunci suksesnya adalah inovasi produk dan kerjasama dengan platform digital,” ujar Dr. Triyonowati, M.Si., dosen Manajemen Bisnis di Universitas Katolik Widya Mandala.

Prof. Jaka Sriyana dari Universitas Islam Indonesia menambahkan, para pelaku usaha harus adaptif dengan keadaan dan kebutuhan.

“Digital dan jasa profesional tumbuh karena krisis memaksa perusahaan mengalihdayakan kebutuhan non-inti. UMKM yang cepat adaptasi mendapatkan kesempatan emas,” paparnya.

Delapan sektor usaha di atas membuktikan daya tahan tinggi terhadap goncangan ekonomi. Faktor kebutuhan primer, digitalisasi, dan inovasi menjadi pilar utama ketangguhan.

Bagi calon wirausaha, memilih salah satu sektor ini dengan strategi pemasaran online, kemitraan, dan peningkatan kualitas operasional dapat membuka peluang sukses, meski di tengah krisis global sekalipun. (*)

TEMANISHA.COM